Magelang 27 Agustus 2025 – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia kerap disebut sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Namun, di balik geliatnya, UMKM menghadapi dinamika lingkungan bisnis dan persaingan yang kian ketat. Fenomena inilah yang mendorong Dwi Ardiyanto, mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang, untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan UMKM, khususnya di Kabupaten Magelang.
Dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Bisnis, Orientasi Kewirausahaan, dan Orientasi Pasar Terhadap Perkembangan Usaha”, Ardiyanto menyoroti tiga aspek utama: kondisi lingkungan bisnis, orientasi kewirausahaan, dan orientasi pasar. Ketiganya diyakini berperan penting dalam menentukan apakah UMKM mampu bertahan dan tumbuh di tengah tantangan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris apakah ketiga faktor tersebut benar-benar berpengaruh terhadap perkembangan usaha. Ardiyanto menegaskan bahwa di era pascapandemi, UMKM dituntut bukan hanya bertahan, melainkan juga beradaptasi dengan cepat. “Lingkungan bisnis yang berubah, terutama akibat pandemi, menuntut pelaku usaha untuk jeli melihat peluang dan memahami pasar,” tulisnya dalam laporan penelitian.
Metodologi
Penelitian dilakukan pada UMKM makanan dan minuman di Kabupaten Magelang. Sebanyak 60 pelaku usaha menjadi responden dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan SPSS versi 24.0.
Hasil Penelitian
Hasil analisis memberikan temuan menarik. Pertama, lingkungan bisnis terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan usaha. Artinya, kondisi eksternal seperti regulasi, persaingan, hingga perubahan teknologi sangat menentukan arah perkembangan UMKM. Pelaku usaha yang responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis cenderung mampu berkembang lebih cepat.
Kedua, hasil yang cukup mengejutkan adalah orientasi kewirausahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap perkembangan usaha. Padahal, secara teori, sikap inovatif, proaktif, dan keberanian mengambil risiko sering disebut sebagai modal utama kewirausahaan. Dalam konteks UMKM Magelang, hal ini diduga karena banyak pelaku usaha masih mengandalkan pola bisnis konvensional dan belum sepenuhnya menerapkan strategi kewirausahaan modern.
Ketiga, orientasi pasar terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan usaha. UMKM yang memahami kebutuhan konsumen, memperhatikan pesaing, dan menyesuaikan produknya dengan tren pasar lebih berpeluang tumbuh. Dengan kata lain, orientasi pasar menjadi kunci penting bagi keberlangsungan usaha.
Diskusi dan Implikasi
Dari ketiga variabel yang diteliti, jelas terlihat bahwa faktor eksternal (lingkungan bisnis) dan faktor pasar lebih dominan dibanding faktor internal berupa orientasi kewirausahaan. “Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan UMKM di Magelang masih sangat ditentukan oleh kemampuan membaca pasar dan merespons kondisi lingkungan, bukan semata-mata pada keberanian mengambil risiko,” ungkap Ardiyanto.
Temuan ini juga memberikan catatan penting bagi para pemangku kebijakan. Pemerintah daerah, misalnya, diharapkan lebih aktif menciptakan iklim usaha yang kondusif, mulai dari penyederhanaan perizinan, pelatihan teknologi, hingga perluasan akses pasar. Bagi pelaku UMKM sendiri, hasil penelitian ini menegaskan bahwa memahami selera konsumen dan strategi pesaing jauh lebih mendesak ketimbang sekadar menonjolkan semangat kewirausahaan.
Penutup
Penelitian Dwi Ardiyanto memberikan gambaran nyata bahwa perkembangan UMKM di Kabupaten Magelang tidak hanya bergantung pada kemampuan individu wirausahawan, tetapi juga pada bagaimana mereka membaca dinamika lingkungan bisnis dan mengarahkan usahanya sesuai orientasi pasar.
Dengan semakin banyaknya usaha baru yang bermunculan pascapandemi, penelitian ini hadir sebagai pengingat bahwa UMKM harus terus beradaptasi. Lingkungan bisnis dan pasar yang dinamis adalah medan yang harus dihadapi dengan strategi cerdas, bukan sekadar keberanian mengambil risiko.
Ardiyanto berharap hasil penelitiannya dapat menjadi rujukan, baik bagi akademisi, pemerintah, maupun pelaku UMKM. “Semoga penelitian ini bisa memberi manfaat nyata, khususnya bagi UMKM di Magelang, agar semakin tangguh menghadapi persaingan dan mampu berkembang secara berkelanjutan,” pungkasnya. (ed : noviyanti)
sumber : repository UNIMMA