Magelang, 28 Agustus 2025 – Pandemi Covid-19 telah menjadi krisis global yang tidak hanya mengancam kesehatan, tetapi juga menghantam sendi-sendi perekonomian masyarakat. Sektor keuangan mikro berbasis syariah turut terkena imbasnya. Sebuah penelitian berjudul “Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pembiayaan di Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi di KSPPS LE Syariah Kabupaten Magelang)” menelusuri secara mendalam bagaimana pandemi memengaruhi pola pembiayaan serta strategi penyelamatan yang ditempuh lembaga syariah tersebut.

Tema dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini mengangkat tema besar mengenai ketahanan lembaga keuangan syariah di tengah krisis pandemi. Penulis, Fabri Rizky BayuNanta dari Universitas Muhammadiyah Magelang, berupaya menjawab dua pertanyaan penting:

1. Bagaimana kondisi pembiayaan di KSPPS LE Syariah selama pandemi Covid-19?
2. Bagaimana strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah akibat pandemi?

Tujuan penelitian ini jelas, yakni untuk memahami dampak pandemi terhadap keberlangsungan pembiayaan dan menemukan langkah-langkah penyelamatan yang dijalankan lembaga.

Dampak Pandemi terhadap Pembiayaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi memicu lonjakan pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF). Banyak anggota yang kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan penghasilan, sehingga kesulitan memenuhi kewajiban angsuran. Anggota yang bergerak di sektor perdagangan, buruh pabrik, maupun pelaku UMKM adalah kelompok paling rentan terdampak.

Kondisi ini tidak hanya menekan anggota, tetapi juga menggerus stabilitas keuangan KSPPS LE Syariah. Sebagai lembaga berbasis jemput bola, keterbatasan mobilitas akibat kebijakan social distancing semakin menyulitkan proses penagihan angsuran.

Strategi Penyelamatan: Pendekatan 3R

Meski diterpa badai, KSPPS LE Syariah tidak tinggal diam. Penelitian ini menyoroti strategi 3R sebagai langkah utama penyelesaian pembiayaan bermasalah, yaitu:

1. Rescheduling (penjadwalan ulang)
   Anggota diberi kelonggaran dengan menjadwalkan kembali angsuran, menyesuaikan kondisi keuangan mereka agar tidak semakin terbebani.
2. Restructuring (restrukturisasi)
   Lembaga melakukan perubahan syarat pembiayaan, baik dengan menambah atau mengurangi plafon pinjaman, mengubah akad, hingga memberikan opsi konversi agar anggota tetap bisa bertahan menjalankan usahanya.
3. Reconditioning (peringanan kewajiban)
   KSPPS LE Syariah juga memberikan keringanan berupa pengurangan margin keuntungan atau penundaan bagi hasil, sehingga anggota hanya fokus melunasi pokok pembiayaan lebih dulu.

Langkah-langkah ini terbukti menjadi jalan tengah: anggota mendapat ruang bernapas, sementara lembaga tetap menjaga kelangsungan arus keuangan.

Hasil Penelitian

Kesimpulan utama penelitian ini adalah bahwa pandemi Covid-19 secara nyata melemahkan kemampuan pembayaran anggota dan meningkatkan risiko pembiayaan bermasalah di lembaga keuangan mikro syariah. Namun, melalui strategi adaptif berbasis 3R, KSPPS LE Syariah berhasil meminimalisasi dampak buruk dan menjaga kepercayaan anggota.

Penelitian ini menegaskan bahwa lembaga keuangan syariah bukan sekadar institusi bisnis, melainkan juga wadah solidaritas yang hadir untuk mendampingi masyarakat di masa krisis. Nilai-nilai syariah—keadilan, kemanusiaan, dan tanggung jawab—menjadi fondasi utama yang membedakan lembaga syariah dari sistem konvensional.

Penutup

Dengan judul “Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pembiayaan di Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi di KSPPS LE Syariah Kabupaten Magelang)”, penelitian ini memberikan gambaran nyata bahwa ketahanan lembaga keuangan sangat ditentukan oleh kepekaan manajemen dalam merespons krisis. Strategi 3R terbukti menjadi solusi efektif agar lembaga tetap berdiri kokoh sekaligus melindungi keberlangsungan ekonomi anggotanya.(ed : fatikakh)

Sumber : repositori UNIMMA