Magelang, 28 Agustus 2025 – Pendidikan dasar bukan hanya tentang membaca, menulis, dan berhitung. Di balik dinding kelas sekolah dasar, ada misi penting yang diemban para guru, yakni menanamkan nilai moral dan karakter kepada generasi muda. Hal inilah yang menjadi fokus penelitian Miftahul Husnul Suluki, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang, melalui karyanya berjudul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penanaman Nilai-Nilai Karakter Islami Siswa di SD Negeri Candirejo 1 Borobudur.”
Tema Penelitian
Tema utama penelitian Miftahul adalah peran strategis guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam membentuk karakter Islami siswa sekolah dasar. Ia menyoroti bagaimana guru PAI berperan lebih dari sekadar pengajar teori, melainkan juga sebagai teladan yang menanamkan nilai-nilai keislaman seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Tujuan Penelitian
Ada tiga tujuan pokok yang hendak dicapai dalam penelitian ini:
-
Mendeskripsikan bagaimana guru PAI merancang perencanaan pembelajaran untuk penanaman nilai karakter Islami.
-
Menjelaskan metode dan strategi yang digunakan guru dalam praktik sehari-hari, baik di dalam maupun luar kelas.
-
Mengidentifikasi faktor pendukung dan hambatan yang dialami guru dalam membentuk karakter siswa.
Dengan tujuan ini, penelitian diharapkan memberikan gambaran nyata tentang pentingnya peran guru PAI sekaligus menjadi bahan evaluasi bagi sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian Miftahul menunjukkan bahwa guru PAI di SD Negeri Candirejo 1 Borobudur memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing siswa. Perencanaan pembelajaran yang dibuat tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian akademik, tetapi juga menyelipkan nilai karakter Islami dalam setiap kegiatan.
Dalam praktik sehari-hari, guru menggunakan beberapa metode utama, antara lain:
-
Keteladanan, dengan menunjukkan sikap sopan, disiplin, dan religius agar dapat dicontoh siswa.
-
Pembiasaan, seperti membiasakan berdoa bersama, mengucapkan salam, dan menjaga kebersihan.
-
Nasihat, berupa arahan langsung saat siswa menghadapi masalah atau melakukan kesalahan.
-
Kegiatan keagamaan, seperti shalat berjamaah, mengaji, dan peringatan hari besar Islam yang melibatkan siswa secara aktif.
Penelitian juga menemukan faktor pendukung yang kuat, seperti lingkungan sekolah yang religius, dukungan kepala sekolah dan rekan guru, serta partisipasi orang tua. Namun, terdapat pula hambatan, misalnya terbatasnya waktu pembelajaran PAI, kurangnya sarana prasarana, dan pengaruh lingkungan luar sekolah yang tidak selalu sejalan dengan nilai Islami.
Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa meskipun ada kendala, peran guru PAI tetap menjadi pondasi utama dalam membentuk karakter Islami siswa.
Kesimpulan
Dari temuannya, Miftahul Husnul Suluki menyimpulkan bahwa guru PAI bukan sekadar pengajar materi agama, tetapi juga agen perubahan karakter yang berperan penting dalam membentuk siswa berakhlak mulia. Melalui perencanaan yang matang, metode pembelajaran yang tepat, serta dukungan sekolah dan orang tua, penanaman nilai-nilai Islami dapat berjalan efektif meskipun menghadapi berbagai tantangan.
Penelitian ini sekaligus mengingatkan semua pihak bahwa pendidikan karakter harus menjadi prioritas sejak bangku sekolah dasar. Guru PAI di SD Negeri Candirejo 1 Borobudur telah menunjukkan bahwa dengan komitmen kuat, siswa dapat dibentuk menjadi pribadi yang beriman, berakhlak, dan siap menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri Islami. (ed: Adella)
sumber: repository UNIMMA
