Magelang, 08 September 2025 – Peran kepala sekolah kembali ditegaskan sebagai faktor kunci dalam meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini terungkap dalam penelitian yang dilakukan Maryam Jamilah Yanayirtika, mahasiswi Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Magelang, melalui tesis berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru dengan Prediktor Motivasi Kerja Guru dan Budaya Kerja” (Studi di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Mertoyudan) .
Dalam penelitiannya, Maryam menyoroti bahwa kualitas pendidikan tidak bisa dilepaskan dari kualitas guru. Guru, sebagai ujung tombak pendidikan, tidak dapat bekerja optimal tanpa dukungan lingkungan kerja yang kondusif, motivasi yang kuat, dan kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. “Kepemimpinan kepala sekolah yang baik tidak hanya mengarahkan, tetapi juga mampu menumbuhkan motivasi kerja dan membangun budaya kerja positif,” tulis Maryam dalam abstraknya .
Maryam menyusun enam tujuan utama penelitian. Ia ingin mengetahui:
- Sejauh mana kualitas kepemimpinan kepala sekolah di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Mertoyudan.
- Bagaimana tingkat motivasi kerja guru.
- Seperti apa budaya kerja guru di sekolah.
- Gambaran kinerja guru.
- Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru melalui motivasi kerja.
- Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru melalui budaya kerja .
Dengan kata lain, penelitian ini tidak sekadar menilai kepemimpinan kepala sekolah, melainkan juga menelusuri hubungan langsung maupun tidak langsung yang muncul melalui faktor motivasi dan budaya kerja.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan populasi seluruh Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Mertoyudan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, sementara pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner. Analisis data menggunakan statistik deskriptif, regresi berganda, serta analisis jalur dengan bantuan program SPSS versi 21.0 .
Dari hasil penelitian, Maryam menemukan sejumlah fakta menarik:
-
Kepemimpinan kepala sekolah tergolong sangat baik, dengan skor 85%. Indikator paling menonjol adalah peran kepala sekolah sebagai leader, disusul administrator, inovator, edukator, manajer, motivator, sementara supervisor menjadi indikator terendah .
-
Motivasi kerja guru berada pada kategori sangat baik dengan capaian 56%. Faktor intrinsik menjadi penopang utama.
-
Budaya kerja guru tercatat 79% dalam kategori sangat baik, mencakup sikap terhadap pekerjaan dan perilaku saat bekerja .
-
Kinerja guru sendiri menunjukkan angka 52% dalam kategori sangat baik. Kompetensi kepribadian dan sosial menjadi indikator paling dominan, sementara kompetensi pedagogik masih berada di posisi terendah .
Yang menarik, pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru terbukti tidak hanya langsung, tetapi juga lebih kuat melalui jalur motivasi dan budaya kerja. Data menunjukkan:
-
Pengaruh langsung kepemimpinan terhadap kinerja guru sebesar 0,361 atau 36,1%.
-
Melalui motivasi kerja, pengaruh tidak langsung naik menjadi 46,5%, lebih besar dari pengaruh langsung .
-
Melalui budaya kerja, pengaruh tidak langsung mencapai 41,4%, juga lebih tinggi dari pengaruh langsung .
Secara keseluruhan, variabel kepemimpinan kepala sekolah, motivasi, dan budaya kerja berkontribusi sebesar 66,5% terhadap kinerja guru, sementara sisanya 33,5% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian .
Maryam menyimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah di Mertoyudan mampu mendorong motivasi dan membangun budaya kerja yang baik, yang pada gilirannya berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Temuan ini menguatkan pandangan bahwa peningkatan mutu pendidikan tidak bisa hanya mengandalkan kompetensi guru, melainkan juga membutuhkan kepala sekolah yang visioner, mampu menjadi teladan, sekaligus menciptakan iklim kerja yang kondusif.
“Motivasi dan budaya kerja guru sesungguhnya adalah cermin dari kualitas kepemimpinan kepala sekolah,” ungkap Maryam dalam simpulannya .
Penelitian ini menjadi bukti empiris bahwa kepemimpinan kepala sekolah bukan sekadar jabatan administratif, melainkan posisi strategis yang menentukan arah perkembangan pendidikan. Guru yang termotivasi dan bekerja dalam budaya yang sehat akan lebih mampu menunaikan tugas mencerdaskan kehidupan bangsa.
Karya Maryam Jamilah Yanayirtika ini menambah khazanah penelitian pendidikan di Indonesia, khususnya dalam ranah manajemen pendidikan Islam. Lebih jauh, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi rujukan bagi para pemangku kebijakan pendidikan, agar lebih serius membina kualitas kepemimpinan kepala sekolah demi meningkatkan mutu guru dan pendidikan di tanah air. (ed. Sulistya NG)
Sumber: repositori UNIMMA
